Memilih punya hunian sendiri adalah keputusan yang tepat. Terlebih kalau
kamu adalah keluarga muda yang pengen hidup jauh dari mertua atau saudara ipar
yang suka julid ke kamu. Wah, mau
banget, dong! Tapi, apa bisa punya rumah di usia muda? Bisa dong, mereka yang
masih muda-muda rata-rata ngajuin pembiayaan rumah ke bank seperti program
Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Masalahnya, sekarang ini ada banyak orang yang terjebak dalam skema KPR
yang manis di depan namun pahit di belakang. Waduh, kayak apa itu?
Biasanya bank konvensional akan ngasih kamu daftar nominal angsuran yang
terlihat menyenangkan yaitu sama dari tahun ke tahun atau kita kenal dengan
angsuran fixed rate. Tapi, setelah
beberapa tahun, besaran angsuran nggak lagi sama tiap bulannya sehingga bikin
banyak orang kelabakan ketika angsuran bulan ini mendadak lebih tinggi
ketimbang bulan sebelumnya. Kenapa bisa gitu, ya?
Hal tersebut dikarenakan bank konvensional biasanya ngasih gabungan
angsuran fixed rate dan floating rate buat tiap nasabah yang
mengajukan pembiayaan rumah. Besaran angsuran yang terkena floating rate cenderung nggak pasti karena bank konvensional lebih
ngikutin perubahan suku bunga yang ada di Bank Indonesia. Oleh sebab itu banyak
orang yang mengeluh pusing gara-gara skema ini, gengs dan akhirnya milih buat
ngajuin take over KPR. Apa
jangan-jangan kamu juga lagi sama pusingnya?
Well, take
over atau proses pengalihan KPR rumah dari bank konvensional ke bank syariah
memang terasa seperti angin segar. Kamu nggak perlu pusing mikirin besaran
nominal angsuran yang harus disiapkan apakah akan lebih tinggi atau sama dengan
bulan lalu karena di bank syariah, KPR rumah menggunakan fixed rate sedari awal
sampai tenor berakhir.
Namun, tetep ada hal-hal yang harus kamu hindari saat akan memilih bank
syariah yang bersedia menerima ajuan
take over kamu ya, gengs. Apa aja sih itu? Yuk, simak pembahasannya di bawah
ini:
Saat kondisi lagi rumit, manusia cenderung bertindak gegabah
dan seringkali mengambil keputusan yang berujung pada penyesalan. Jadi, meski
sekarang pengen cepet-cepet take over
KPR ke bank syariah, kamu harus tetap memperhatikan kredibilitas sebuah bank syariah. Semakin
besar namanya, semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat ke bank syariah
tersebut. Pilihlah dengan selektif dan sepak terjang bank syariah tersebut
selama ini.
Riset yang dimaksud disini yaitu mencari tahu sejauh mana program KPR yang ditawarkan
oleh sebuah bank. Kamu ngelakuin riset dengan datang dan tanya langsung ke bank
syariah tentang rencana kamu yang akan ngajuin take over KPR sekaligus memastikan semua prosesnya akan aman dan
nggak ribet.
Gengs, pengajuan tanpa dokumen penting bisa kayak omong
kosong aja di depan pihak bank. Kamu dari jauh-jauh hari harus nyiapin
berkas-berkas yang sekiranya perlu disiapkan agar semua proses bisa berjalan
lancar tanpa terkendala. Berikut dokumen yang sekiranya perlu ada saat pengurusan
take over KPR:
Dokumen-dokumen tersebut yang biasanya perlu disiapkan saat
proses pengajuan take over KPR rumah
ke bank syariah. Tapi, agar lebih akurat, kamu bisa nanyain langsung ke pihak
bank karena bisa saja ada perubahan
kebijakan.
Saat proses pengajuan, kamu juga harus mastiin bahwa bank
syariah yang kamu pilih benar-benar berlandaskan syariat Islam dalam semua proses termasuk
akadnya. Kan nggak lucu kalau kamu udah pindah ke KPR bank syariah taunya
akadnya nggak jelas. Jadi jangan lupa buat nanyain perihal ini saat akan
ngajuin proses take over ya, gengs.
Hampir semua bank syariah menerapkan fixed rate untuk angsuran KPR agar nasabah mereka terhindar dari
riba. Jadi, jangan kaget kalau kamu ngeliat nominal angsuran dari awal sampai tenor berakhir itu sama
tiap bulannya. Tapi, kalau di tengah riset ke bank syariah kamu melihat ada
yang pake sistem floating rate,
sebaiknya nggak pakai itu ya, gengs.
Ini nih gengs yang sering kelewatan kalau kita buru-buru memilih bank saat pengajuan take over, promo!
Ya, beberapa bank syariah nawarin promo yang nguntungin banget buat nasabah.
Nah, masa kamu bakal
ngelewatin kesempatan kayak gini begitu aja? Buat ngedapetinnya, kamu cukup
memilih layanan take over skim
murabahah saat pengajuan, ya.
Kamu juga wajib nanyain biaya apa yang bakal kamu keluarin saat pengajuan take over KPR rumah ke bank syariah. Ada bank syariah yang mematok biaya gede, tapi ada juga yang ngebebanin biaya apa-apa di awal take over kamu.
Menarik banget ya take over KPR rumah dari bank konvensional ke bank syariah. Udah prosesnya aman, nggak ribet, dan masih dapet promo pula. Udah kamu nggak perlu ragu lagi buat ngajuin take over KPR Rumah asal kamu baca dengan baik hal-hal apa saja yang perlu dihindari seperti yang udah dijelasin di atas.
Memilih punya hunian sendiri adalah keputusan yang tepat. Terlebih kalau
kamu adalah keluarga muda yang pengen hidup jauh dari mertua atau saudara ipar
yang suka julid ke kamu. Wah, mau
banget, dong! Tapi, apa bisa punya rumah di usia muda? Bisa dong, mereka yang
masih muda-muda rata-rata ngajuin pembiayaan rumah ke bank seperti program
Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Masalahnya, sekarang ini ada banyak orang yang terjebak dalam skema KPR
yang manis di depan namun pahit di belakang. Waduh, kayak apa itu?
Biasanya bank konvensional akan ngasih kamu daftar nominal angsuran yang
terlihat menyenangkan yaitu sama dari tahun ke tahun atau kita kenal dengan
angsuran fixed rate. Tapi, setelah
beberapa tahun, besaran angsuran nggak lagi sama tiap bulannya sehingga bikin
banyak orang kelabakan ketika angsuran bulan ini mendadak lebih tinggi
ketimbang bulan sebelumnya. Kenapa bisa gitu, ya?
Hal tersebut dikarenakan bank konvensional biasanya ngasih gabungan
angsuran fixed rate dan floating rate buat tiap nasabah yang
mengajukan pembiayaan rumah. Besaran angsuran yang terkena floating rate cenderung nggak pasti karena bank konvensional lebih
ngikutin perubahan suku bunga yang ada di Bank Indonesia. Oleh sebab itu banyak
orang yang mengeluh pusing gara-gara skema ini, gengs dan akhirnya milih buat
ngajuin take over KPR. Apa
jangan-jangan kamu juga lagi sama pusingnya?
Well, take
over atau proses pengalihan KPR rumah dari bank konvensional ke bank syariah
memang terasa seperti angin segar. Kamu nggak perlu pusing mikirin besaran
nominal angsuran yang harus disiapkan apakah akan lebih tinggi atau sama dengan
bulan lalu karena di bank syariah, KPR rumah menggunakan fixed rate sedari awal
sampai tenor berakhir.
Namun, tetep ada hal-hal yang harus kamu hindari saat akan memilih bank
syariah yang bersedia menerima ajuan
take over kamu ya, gengs. Apa aja sih itu? Yuk, simak pembahasannya di bawah
ini:
Saat kondisi lagi rumit, manusia cenderung bertindak gegabah
dan seringkali mengambil keputusan yang berujung pada penyesalan. Jadi, meski
sekarang pengen cepet-cepet take over
KPR ke bank syariah, kamu harus tetap memperhatikan kredibilitas sebuah bank syariah. Semakin
besar namanya, semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat ke bank syariah
tersebut. Pilihlah dengan selektif dan sepak terjang bank syariah tersebut
selama ini.
Riset yang dimaksud disini yaitu mencari tahu sejauh mana program KPR yang ditawarkan
oleh sebuah bank. Kamu ngelakuin riset dengan datang dan tanya langsung ke bank
syariah tentang rencana kamu yang akan ngajuin take over KPR sekaligus memastikan semua prosesnya akan aman dan
nggak ribet.
Gengs, pengajuan tanpa dokumen penting bisa kayak omong
kosong aja di depan pihak bank. Kamu dari jauh-jauh hari harus nyiapin
berkas-berkas yang sekiranya perlu disiapkan agar semua proses bisa berjalan
lancar tanpa terkendala. Berikut dokumen yang sekiranya perlu ada saat pengurusan
take over KPR:
Dokumen-dokumen tersebut yang biasanya perlu disiapkan saat
proses pengajuan take over KPR rumah
ke bank syariah. Tapi, agar lebih akurat, kamu bisa nanyain langsung ke pihak
bank karena bisa saja ada perubahan
kebijakan.
Saat proses pengajuan, kamu juga harus mastiin bahwa bank
syariah yang kamu pilih benar-benar berlandaskan syariat Islam dalam semua proses termasuk
akadnya. Kan nggak lucu kalau kamu udah pindah ke KPR bank syariah taunya
akadnya nggak jelas. Jadi jangan lupa buat nanyain perihal ini saat akan
ngajuin proses take over ya, gengs.
Hampir semua bank syariah menerapkan fixed rate untuk angsuran KPR agar nasabah mereka terhindar dari
riba. Jadi, jangan kaget kalau kamu ngeliat nominal angsuran dari awal sampai tenor berakhir itu sama
tiap bulannya. Tapi, kalau di tengah riset ke bank syariah kamu melihat ada
yang pake sistem floating rate,
sebaiknya nggak pakai itu ya, gengs.
Ini nih gengs yang sering kelewatan kalau kita buru-buru memilih bank saat pengajuan take over, promo!
Ya, beberapa bank syariah nawarin promo yang nguntungin banget buat nasabah.
Nah, masa kamu bakal
ngelewatin kesempatan kayak gini begitu aja? Buat ngedapetinnya, kamu cukup
memilih layanan take over skim
murabahah saat pengajuan, ya.
Kamu juga wajib nanyain biaya apa yang bakal kamu keluarin saat pengajuan take over KPR rumah ke bank syariah. Ada bank syariah yang mematok biaya gede, tapi ada juga yang ngebebanin biaya apa-apa di awal take over kamu.
Menarik banget ya take over KPR rumah dari bank konvensional ke bank syariah. Udah prosesnya aman, nggak ribet, dan masih dapet promo pula. Udah kamu nggak perlu ragu lagi buat ngajuin take over KPR Rumah asal kamu baca dengan baik hal-hal apa saja yang perlu dihindari seperti yang udah dijelasin di atas.