Awas Berikut yang Mesti Kamu Hindari Saat Take Over KPR Rumah

Bagikan :



/services/onboard/assets/img1642064940089.png

Memilih punya hunian sendiri adalah keputusan yang tepat. Terlebih kalau kamu adalah keluarga muda yang pengen hidup jauh dari mertua atau saudara ipar yang suka julid ke kamu. Wah, mau banget, dong! Tapi, apa bisa punya rumah di usia muda? Bisa dong, mereka yang masih muda-muda rata-rata ngajuin pembiayaan rumah ke bank seperti program Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Masalahnya, sekarang ini ada banyak orang yang terjebak dalam skema KPR yang manis di depan namun pahit di belakang. Waduh, kayak apa itu?

Biasanya bank konvensional akan ngasih kamu daftar nominal angsuran yang terlihat menyenangkan yaitu sama dari tahun ke tahun atau kita kenal dengan angsuran fixed rate. Tapi, setelah beberapa tahun, besaran angsuran nggak lagi sama tiap bulannya sehingga bikin banyak orang kelabakan ketika angsuran bulan ini mendadak lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya. Kenapa bisa gitu, ya?

Hal tersebut dikarenakan bank konvensional biasanya ngasih gabungan angsuran fixed rate dan floating rate buat tiap nasabah yang mengajukan pembiayaan rumah. Besaran angsuran yang terkena floating rate cenderung nggak pasti karena bank konvensional lebih ngikutin perubahan suku bunga yang ada di Bank Indonesia. Oleh sebab itu banyak orang yang mengeluh pusing gara-gara skema ini, gengs dan akhirnya milih buat ngajuin take over KPR. Apa jangan-jangan kamu juga lagi sama pusingnya?

Well, take over atau proses pengalihan KPR rumah dari bank konvensional ke bank syariah memang terasa seperti angin segar. Kamu nggak perlu pusing mikirin besaran nominal angsuran yang harus disiapkan apakah akan lebih tinggi atau sama dengan bulan lalu karena di bank syariah, KPR rumah menggunakan fixed rate sedari awal sampai tenor berakhir.

Namun, tetep ada hal-hal yang harus kamu hindari saat akan memilih bank syariah yang  bersedia menerima ajuan take over kamu ya, gengs. Apa aja sih itu? Yuk, simak pembahasannya di bawah ini:

  1. Terburu-buru

Saat kondisi lagi rumit, manusia cenderung bertindak gegabah dan seringkali mengambil keputusan yang berujung pada penyesalan. Jadi, meski sekarang pengen cepet-cepet take over KPR ke bank syariah, kamu harus tetap memperhatikan kredibilitas sebuah bank syariah. Semakin besar namanya, semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat ke bank syariah tersebut. Pilihlah dengan selektif dan sepak terjang bank syariah tersebut selama ini.


  1. Nggak melakukan riset

Riset yang dimaksud disini yaitu mencari tahu sejauh mana program KPR yang ditawarkan oleh sebuah bank. Kamu ngelakuin riset dengan datang dan tanya langsung ke bank syariah tentang rencana kamu yang akan ngajuin take over KPR sekaligus memastikan semua prosesnya akan aman dan nggak ribet.


  1. Nggak menyiapkan dokumen

Gengs, pengajuan tanpa dokumen penting bisa kayak omong kosong aja di depan pihak bank. Kamu dari jauh-jauh hari harus nyiapin berkas-berkas yang sekiranya perlu disiapkan agar semua proses bisa berjalan lancar tanpa terkendala. Berikut dokumen yang sekiranya perlu ada saat pengurusan take over KPR:

    1. Fotokopi KTP kamu dan suami/istri
    2. Fotokopi kartu keluarga
    3. Fotokopi slip gaji terakhir
    4. Fotokopi NPWP
    5. Dokumen yang menyatakan bahwa rumah KPR adalah milikmu atau milik pasangan.
    6. Fotokopi bukti pembayaran angsuran. Bukti ini penting karena bank syariah akan menilai langsung seberapa lancar kamu bayar angsuran tiap bulannya dan menghitung berapa lama pembiayaan dengan bank sebelumnya. Biasanya minimal lama pembiayaan di bank sebelumnya adalah 12 bulan.
    7. Fotokopi PBB yang sudah kamu bayar

Dokumen-dokumen tersebut yang biasanya perlu disiapkan saat proses pengajuan take over KPR rumah ke bank syariah. Tapi, agar lebih akurat, kamu bisa nanyain langsung ke pihak bank karena bisa saja ada perubahan kebijakan.


  1. Nggak memastikan akadnya

Saat proses pengajuan, kamu juga harus mastiin bahwa bank syariah yang kamu pilih benar-benar berlandaskan syariat Islam dalam semua proses termasuk akadnya. Kan nggak lucu kalau kamu udah pindah ke KPR bank syariah taunya akadnya nggak jelas. Jadi jangan lupa buat nanyain perihal ini saat akan ngajuin proses take over ya, gengs.


  1. Nggak punya angsuran tetap

Hampir semua bank syariah menerapkan fixed rate untuk angsuran KPR agar nasabah mereka terhindar dari riba. Jadi, jangan kaget kalau kamu ngeliat nominal angsuran dari awal sampai tenor berakhir itu sama tiap bulannya. Tapi, kalau di tengah riset ke bank syariah kamu melihat ada yang pake sistem floating rate, sebaiknya nggak pakai itu ya, gengs.


  1. Nggak merhatiin promo

Ini nih gengs yang sering kelewatan kalau kita buru-buru memilih bank saat pengajuan take over, promo! Ya, beberapa bank syariah nawarin promo yang nguntungin banget buat nasabah. Salah satu bank syariah terbaik di Indonesia yang bisa kita ambil contoh adalah Bank Syariah Indonesia (BSI).

Nah, BSI ngasih promo buat yang ngajuin take over KPR rumah ke mereka bakal dapet porsi haji, lho! Amazingly, kamu bisa dapetin langsung nggak pake diundi, gengs! Wah, masa kamu bakal ngelewatin kesempatan kayak gini begitu aja? Buat ngedapetinnya, kamu cukup memilih layanan take over skim murabahah saat pengajuan ke BSI, ya.


  1. Ngasih beban biaya gede

Kamu juga wajib nanyain biaya apa yang bakal kamu keluarin saat pengajuan take over KPR rumah ke bank syariah. Ada bank syariah yang mematok biaya gede, tapi ada juga yang ngebebanin biaya apa-apa di awal take over kamu.

Sebagai contoh, BSI membebaskan biaya di depan buat nasabah yang pengajuan take over KPRnya disetujui. Nggak hanya itu, BSI juga membebaskan biaya lain-lainnya seperti appraisal, pinalti, dan juga biaya provisi. Wah, bener-bener terbaik sih ini ya, gengs!

Menarik banget ya take over KPR rumah dari bank konvensional ke bank syariah apalagi kalau bank itu adalah Bank Syariah Indonesia. Udah prosesnya aman, nggak ribet, dan masih dapet hadiah porsi haji pula. Mana ada bank syariah sebaik BSI ya, kan?

Masih bingung gimana cara pengajuannya? Gampang, BSI nyediain 2 macam cara kok. Yang pertama, kamu cukup pergi ke kantor cabang Bank Syariah Indonesia terdekat dan ajukan take over KPR rumah di sini. Atau kamu bisa dengan cara kedua, yaitu:

1.    Buka laman ini terlebih dahulu, gengs https://www.bankbsi.co.id/produk&layanan/individu/pembiayaan/1636697901bsi-griya-take-over

2.       Kemudian kamu akan melihat ada 2 pilihan yaitu Saya berminat dan Ajukan Online

3.       Pilih Saya berminat

4.    Lakukan pengisian data seperti nama, nomor telepon, email, dan wilayah domisili kamu

5.       Setelah pengisian data selesai, klik DAFTARKAN SAYA

Mudah banget kan, gengs? Udah kamu nggak perlu ragu lagi buat ngajuin take over KPR Rumah asal kamu baca dengan baik hal-hal apa saja yang perlu dihindari seperti yang udah dijelasin di atas. Kuy, ilangin keruwetan angsuran KPR bersama Bank Syariah Indonesia!



Related Articles :