Kamu lagi pusing mikirin cicilan rumah KPR yang makin gak jelas nominal per bulannya gara-gara sistem bunga yang diterapkan oleh kebanyakan bank konvensional? Hmmm… Situasi ini sering dialami oleh banyak orang yang ikut KPR di bank konvensional karena emang KPR di sana pakai sistem floating rate. Sistem tersebut lebih ngikutin perubahan suku bunga dari Bank Indonesia kondisi perekonomian negeri, akibatnya cicilan KPR kamu bulan ini belum tentu sama dengan bulan-bulan berikutnya.
Nah, perubahan nominal cicilan nggak menentu itulah yang bikin banyak orang akhirnya lebih milih ngajuin take over ke bank yang punya sistem fixed rate. Eh, apa itu take over KPR? Lho, kamu belum tau tentang take over KPR? Yuk deh, kita simak dulu penjelasan singkat tentang take over KPR sebelum masuk ke pembahasan yang lebih dalam.
● Mengenal Apa itu Take Over KPR
Secara gamblang, take over KPR adalah proses pengalihan KPR. Kamu sebagai nasabah, bisa memilih ganti bank untuk melanjutkan cicilan KPR. Nah, proses take over yang dipilih kebanyakan orang adalah take over antar bank terlebih ke bank yang menawarkan sistem pembiayaan menarik, seperti KPR dengan fixed rate.
● Alasan Kenapa Banyak Orang Yang Pilih Take Over KPR
Kalau kamu bertanya-tanya, kenapa sih orang-orang banyak yang milih take over KPR, maka kemungkinan jawaban sebagian besar orang tersebut adalah karena nggak pengen kesulitan membayar cicilan akibat tertekan oleh floating rate dari bank konvensional. Mereka lebih memilih bank yang punya sistem fixed rate karena lebih pasti untuk menyiapkan dana setiap bulannya.
● Penjelasan Singkat Mengenai Fixed Rate
Floating rate dan fixed rate sebenarnya bukanlah istilah baru di dalam dunia pembiayaan rumah ya, geng. Hanya saja masih banyak orang yang cuma sekedar tau aja, padahal keduanya itu bener-bener punya impact yang beda banget buat urusan cicilanmu ke depannya. Wah, kayak apa itu?
Jadi, misalkan nih kamu mau ambil KPR ke bank konvensional, mereka bakal ngasih daftar harga cicilan yang mungkin bakal keliatan menarik buat beberapa tahun awal-awal aja. Kemudian tahun-tahun berikutnya bakal ada penambahan bunga yang bisa nggak menentu tiap bulannya karena seperti yang udah dijelasin sebelumnya, semua mengacu ke suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia. Inilah yang disebut floating rate tadi.
Sementara itu, sistem fixed rate bakal lebih mudah kamu temukan di bank syariah karena mereka ngasih pembiayaan ke kamu bener-bener sesuai syariat Islam. Harga cicilan yang tertera, kemungkinan besar akan selalu sama sampai lunas. Nggak cuma itu, bank syariah cenderung ngasih kamu keluwesan buat nentuin tenor. Jadi, kamu bisa lebih pasti saat nyisihin nominal cicilan tiap bulannya dari gaji kamu karena per bulannya emang selalu sama.
Penjelasan singkat tentang take over dan sedikit mengenai fixed rate barusan apa sudah kamu pahami? Kalau udah, sekarang kita akan beranjak lebih jauh mengenai keuntungan take over KPR dari bank konvensional ke bank syariah terbaik di Indonesia. Kuy, simak, gengs:
Seperti yang sempat dijelaskan sebelumnya, bank syariah lebih memudahkan urusan pembiayaan rumah kita dengan memberikan cicilan yang ringan serta nominal tetap setiap bulannya berkat sistem fixed rate sesuai syariat Islam.
Kamu nggak perlu membayar apa-apa dulu saat proses take over KPR dimulai karena bank syariah dengan senang hati akan membantumu. Wah, kalau dibantu oleh ahlinya langsung sih, kita bakal jadi lebih tenang ya, gengs.
Ketiga biaya ini lazim banget ditemukan di bank konvensional, tapi disini, biaya-biaya tersebut nggak akan dibebankan ke kamu di awal pengajuan. Jadi kamu cuma perlu fokus bayar cicilan KPR aja, geng.
Geng, coba deh pikirkan. Kamu take over KPR ke bank syariah itu udah cicilan bulannya rendah dan tetap, bebas biaya di depan, bebas biaya provisi, pinalti, sama appraisal, eh masih juga dapet hadiah porsi haji. Bahkan, nggak pake diundi alias udah pasti dapetnya! Wow.
Pantesan aja banyak yang pilih bank syariah pas ambil KPR karena selain berlandaskan syariat Islam, mereka juga tau gimana memberikan layanan terbaik buat nasabah macem kita ini ya.
Nah, buat dapetin porsi haji, kamu tinggal pilih aja layanan take over skim Murabahah karena khusus program ini aja yang dapet keuntungan tersebut.
Menarik banget kan? Ini sih bisa jadi solusi buat kamu yang udah nggak tahan lagi dengan cicilan KPR dari bank konvensional yang nggak menentu tiap bulannya. Emang paling enak itu cari yang pasti-pasti aja, gengs. Nah, sebelum mengajukan take over KPR rumah, ada syarat dan ketentuan yang perlu kamu perhatikan, sebagai berikut:
Meski kamu WNI tapi kalau kamu posisinya sedang menetap di luar negeri, ada kemungkinan lebih sulit disetujui karena bank membutuhkan kehadiranmu buat pengurusan berkas dan sebagainya. Jadi, kamu haruslah berada dan bertempat tinggal di Indonesia ya, gengs.
Ketika kamu akan ngajuin take over, bank juga akan menanyakan seberapa lama pembiayaan di fasilitas sebelumnya. Bank syariah menetapkan bahwa lamanya pembiayaan adalah minimal 12 bulan di fasilitas sebelumnya dan nggak pernah mengalami gagal bayar alias selalu lancar. Meski bank syariah itu baik, mereka juga nggak mau ambil resiko kalau kamu sukanya gagal bayar di fasilitas sebelumnya, jadi catat baik-baik ya.
Hal terakhir yang perlu kamu ketahui adalah rumah yang akan kamu ajukan merupakan atas nama kamu atau suami/istri kamu. Bukan nama kerabat atau bahkan nama tetangga kamu karena take over ini bersifat mengambil alih dari bank sebelumnya dan melanjutkan cicilan KPR di bank syariah.
Keputusan buat take over KPR rumah ke bank syariah makin mantap, kan? Beban cicilan yang nggak menentu gara-gara floating rate juga udah berasa di ujung mata, ya. Nah, buat ngajuin take over KPR rumah dari bank konvensional ke bank syariah nggak terlalu ribet kok, geng. Pertama, kamu tinggal langsung datang ke kantor ahli finansial syariah terdekat dan bicarakan dengan customer service terkait.
Kamu lagi pusing mikirin cicilan rumah KPR yang makin gak jelas nominal per bulannya gara-gara sistem bunga yang diterapkan oleh kebanyakan bank konvensional? Hmmm… Situasi ini sering dialami oleh banyak orang yang ikut KPR di bank konvensional karena emang KPR di sana pakai sistem floating rate. Sistem tersebut lebih ngikutin perubahan suku bunga dari Bank Indonesia kondisi perekonomian negeri, akibatnya cicilan KPR kamu bulan ini belum tentu sama dengan bulan-bulan berikutnya.
Nah, perubahan nominal cicilan nggak menentu itulah yang bikin banyak orang akhirnya lebih milih ngajuin take over ke bank yang punya sistem fixed rate. Eh, apa itu take over KPR? Lho, kamu belum tau tentang take over KPR? Yuk deh, kita simak dulu penjelasan singkat tentang take over KPR sebelum masuk ke pembahasan yang lebih dalam.
● Mengenal Apa itu Take Over KPR
Secara gamblang, take over KPR adalah proses pengalihan KPR. Kamu sebagai nasabah, bisa memilih ganti bank untuk melanjutkan cicilan KPR. Nah, proses take over yang dipilih kebanyakan orang adalah take over antar bank terlebih ke bank yang menawarkan sistem pembiayaan menarik, seperti KPR dengan fixed rate.
● Alasan Kenapa Banyak Orang Yang Pilih Take Over KPR
Kalau kamu bertanya-tanya, kenapa sih orang-orang banyak yang milih take over KPR, maka kemungkinan jawaban sebagian besar orang tersebut adalah karena nggak pengen kesulitan membayar cicilan akibat tertekan oleh floating rate dari bank konvensional. Mereka lebih memilih bank yang punya sistem fixed rate karena lebih pasti untuk menyiapkan dana setiap bulannya.
● Penjelasan Singkat Mengenai Fixed Rate
Floating rate dan fixed rate sebenarnya bukanlah istilah baru di dalam dunia pembiayaan rumah ya, geng. Hanya saja masih banyak orang yang cuma sekedar tau aja, padahal keduanya itu bener-bener punya impact yang beda banget buat urusan cicilanmu ke depannya. Wah, kayak apa itu?
Jadi, misalkan nih kamu mau ambil KPR ke bank konvensional, mereka bakal ngasih daftar harga cicilan yang mungkin bakal keliatan menarik buat beberapa tahun awal-awal aja. Kemudian tahun-tahun berikutnya bakal ada penambahan bunga yang bisa nggak menentu tiap bulannya karena seperti yang udah dijelasin sebelumnya, semua mengacu ke suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia. Inilah yang disebut floating rate tadi.
Sementara itu, sistem fixed rate bakal lebih mudah kamu temukan di bank syariah karena mereka ngasih pembiayaan ke kamu bener-bener sesuai syariat Islam. Harga cicilan yang tertera, kemungkinan besar akan selalu sama sampai lunas. Nggak cuma itu, bank syariah cenderung ngasih kamu keluwesan buat nentuin tenor. Jadi, kamu bisa lebih pasti saat nyisihin nominal cicilan tiap bulannya dari gaji kamu karena per bulannya emang selalu sama.
Penjelasan singkat tentang take over dan sedikit mengenai fixed rate barusan apa sudah kamu pahami? Kalau udah, sekarang kita akan beranjak lebih jauh mengenai keuntungan take over KPR dari bank konvensional ke bank syariah terbaik di Indonesia. Kuy, simak, gengs:
Seperti yang sempat dijelaskan sebelumnya, bank syariah lebih memudahkan urusan pembiayaan rumah kita dengan memberikan cicilan yang ringan serta nominal tetap setiap bulannya berkat sistem fixed rate sesuai syariat Islam.
Kamu nggak perlu membayar apa-apa dulu saat proses take over KPR dimulai karena bank syariah dengan senang hati akan membantumu. Wah, kalau dibantu oleh ahlinya langsung sih, kita bakal jadi lebih tenang ya, gengs.
Ketiga biaya ini lazim banget ditemukan di bank konvensional, tapi disini, biaya-biaya tersebut nggak akan dibebankan ke kamu di awal pengajuan. Jadi kamu cuma perlu fokus bayar cicilan KPR aja, geng.
Geng, coba deh pikirkan. Kamu take over KPR ke bank syariah itu udah cicilan bulannya rendah dan tetap, bebas biaya di depan, bebas biaya provisi, pinalti, sama appraisal, eh masih juga dapet hadiah porsi haji. Bahkan, nggak pake diundi alias udah pasti dapetnya! Wow.
Pantesan aja banyak yang pilih bank syariah pas ambil KPR karena selain berlandaskan syariat Islam, mereka juga tau gimana memberikan layanan terbaik buat nasabah macem kita ini ya.
Nah, buat dapetin porsi haji, kamu tinggal pilih aja layanan take over skim Murabahah karena khusus program ini aja yang dapet keuntungan tersebut.
Menarik banget kan? Ini sih bisa jadi solusi buat kamu yang udah nggak tahan lagi dengan cicilan KPR dari bank konvensional yang nggak menentu tiap bulannya. Emang paling enak itu cari yang pasti-pasti aja, gengs. Nah, sebelum mengajukan take over KPR rumah, ada syarat dan ketentuan yang perlu kamu perhatikan, sebagai berikut:
Meski kamu WNI tapi kalau kamu posisinya sedang menetap di luar negeri, ada kemungkinan lebih sulit disetujui karena bank membutuhkan kehadiranmu buat pengurusan berkas dan sebagainya. Jadi, kamu haruslah berada dan bertempat tinggal di Indonesia ya, gengs.
Ketika kamu akan ngajuin take over, bank juga akan menanyakan seberapa lama pembiayaan di fasilitas sebelumnya. Bank syariah menetapkan bahwa lamanya pembiayaan adalah minimal 12 bulan di fasilitas sebelumnya dan nggak pernah mengalami gagal bayar alias selalu lancar. Meski bank syariah itu baik, mereka juga nggak mau ambil resiko kalau kamu sukanya gagal bayar di fasilitas sebelumnya, jadi catat baik-baik ya.
Hal terakhir yang perlu kamu ketahui adalah rumah yang akan kamu ajukan merupakan atas nama kamu atau suami/istri kamu. Bukan nama kerabat atau bahkan nama tetangga kamu karena take over ini bersifat mengambil alih dari bank sebelumnya dan melanjutkan cicilan KPR di bank syariah.
Keputusan buat take over KPR rumah ke bank syariah makin mantap, kan? Beban cicilan yang nggak menentu gara-gara floating rate juga udah berasa di ujung mata, ya. Nah, buat ngajuin take over KPR rumah dari bank konvensional ke bank syariah nggak terlalu ribet kok, geng. Pertama, kamu tinggal langsung datang ke kantor ahli finansial syariah terdekat dan bicarakan dengan customer service terkait.